Hembusan pagi masih membelai malam. Ditemuinya pagi menahan mentari untuk membuai angan. Juga embun yang tetap diam, diantara celah daun menunggu angin mengoyah lalu jatuh dia menyatu dengan tanah. Akan ada terang setelah gelap pergi. Selepas semua pudar saat ini yang tersisa hanya kegundahan yang menari melawan dusta, sepeninggalan mu semesta menyisakan derap langkah kaki bersuara menandakan kau telah pasti akan pergi. Kau memutuskan melanjutkan kebahagiaanmu, rindumu telah punah, sementara aku masih buta mencari arah. Kemanakah wanita yang selalu aku banggakan? Melangkah berima senada lalu pergi dengan sejuta kata, benarkah kamu telah temukan bahagia? Bahagia yang kamu ucap tidak akan melupakan? Dari tidur panjangku dan setelah semuanya berlalu aku menyadari bahwa semua hal yang dulu indah ku rasa kini telah musnah, hancur menjadi kepingan-kepingan kecil yang perlahan hilang tak dapat menyatu, pada akhirnya aku di tuntut untuk sadar, bahwa rasa yang tak akan pudar justru mengundang lelah, mendatangkan nestapa lalu lemah aku di buainya. Kepergian senja, bersamaan dengan waktu kepergianmu adalah kata sendu yang aku bingkai rapi dalam puisi. Kau berubah menjadi sejarah. cita-cita dan ambisi bersamamu pun harus ku kubur kembali, rasanya telah mati dan pudar bersamaan dengan tenggelamnya senja sore, kamu telah bahagia, sangat bahagia karna kamu telah menemukan muara atas rindumu yang kamu pendam saat bersamaku.
Kepada februari
Terimakasih karena telah membangunkan ku dari lamunan panjang, makasih telah mengenalkan aku apa artinya kata sayang lalu kecewa, aku percaya, senja akan tetap jinga meskipun aku tak lagi menikmatinya bersama hangat damai tatap matamu, jingga terbaik pernah kita saksikan bersama dipulau dewata itu.
Kepada angka tujuh
Terimakasih, kamu masih sangat kusuka, angka klasik yang aku pikir akan abadi, untuk pertama kalinya mungkin, aku sedikit membencimu, yah terimakasih telah menjadi angka sejarah dalam hidupku.
Kepadamu
Terimakasih telah mengajarkanku arti banyak hal, aku yang terlalu menganggapmu nyata, ternyata kau hanya fana, terimakasih telah menciptakan bahu ternyaman yang pernah aku rasa, selepas kepergianmu karna alasanmu, mungkin aku tak percaya lagi tentang kata serius, tak percaya lagi arti sebuah kata bersama, terus lah berbahagia. Aku rasa dia orang yang benar-benar tepat untukmu, doaku yang terbaik untuk kepergianmu, ini bukan salah kita, namun hanyalah kita dua anak manusia yang sedang di permainkan derasnya takdir.
Dari manusia yang suka meramal
@loalding
1 maret 2018
Salam rindu.