Apakah manusia dilahirkan dari harapan untuk bertahan di dalam bimbang yang meremang? Cahaya makin pudar, pesona mata kian jatuh pada tatap memikat, hati runtuh, ia memaksa untuk luruh pada janji terpaut atas mimpi untuk bersama. Datang dan pergi, hilang lalu menanti. Mencari arah, kau tak ada. Senja adalah cerita dimana lautan cemburu mencibir cahaya, saat sepasang mata hanya melihat keatas sana, lukisan tuhan. Begitupun wajahmu, janjimu dan raga yang akan terpisah. Ada mata yang menantimu pulang, menatap sendu bayang wajah didepan pintu yang sengaja tak ku tutup agar senantiasa kau bisa hadir dimimpiku kapan saja. Maka saat ketika kau akan pergi, tinggalkan saja seberkas janji dalam kotak kecil yang ku beri nama harapan. Harap untuk menjadikan nyata yang fana, maka untuk kali ini saja, berjanjilah untuk menanti dalam pilu tanpa cemas senyum yang palsu. Memudarkan harapan sang penikmat kelam, secangkir kopi hitam atau sekedar kupulan asap penyesalan? Dari mana kita di persatukan? Sebuah paradigma dalam nafas yang kian terengah. Dan yang terakhir, sebelum aku pergi biarkan aku menitipkan salamku kepada langit senja dibulan maret. Februariku tlah pergi, hembusan angin sejuk berlalu begitu saja pergi tak kenal sapa. Aku kini bertanya, apakah april akan membawa kisah tentang senja yang lebih indah? nestapa bercerita. Tentang lembayung senja yang merana, jiwa terbius kala cintanya menggoda. Kini fana menyapa, embun pagi menertawakan lara yang kian dusta. Dimana akan aku cari seluk setiap cerita senja itu? Kamu dengan biasa meminta ku untuk menuliskan sajak terakhir sebelum kamu pergi. Siapa yang akan pergi? Cahaya senja atau cahaya matamu? Aku tidak tengah membicarakan cinta yang tak akan kita sapa. Hanya saja keindahan nuansa bening dalam canda membuat semua tampak sangat berbeda. Tenanglah kau sekelam senja, malam telah membius cahaya pekat meronta menyelimuti setiap hara dalam bayang semu tanpa aksara. Dimana senjaku? Langit turun perlahan dilembah kasih, lembah kisah wangi. Harum nafasmu masih menggoyah nurani. Dalam bias makna tentang mengapa senja nampak begitu indah. Lantas sekarang apakah yang akan kita lakukan? Ketika bayangmu telah berkata kau akan pergi. Titipkan salamku kepada senja dibulan maret. Mungkin disuatu makna kita akan kembali berjumpa. Ah, meski langit tak akan selalu nampak jingga percayalah aku akan selalu merindukanmu. Itu saja, yang akan membuat kita terlihat begitu berbeda. Dan yang terakhir, apakah ini waktunya kau untuk berdusta? Tiba kala rasa itu punah, mendesak tiap sajak kutulis tetap tanpa arti. Dia mati, hanya berupa rangkai kata abstrak tanpa makna. Semua terasa mesra namun kosong, meninggalkan bait-bait sajak yang pernah aku tulis untukmu. Yang terangkai dalam kenang, haru membisu tersapu melangkah dibunuh waktu. Mari sini lukaku, lupakan sejenak sesak sesak kecil dihati tahan dia agar taklepas kendali tak teriak ucap kecewa tak luntur lantas airmata dan takmati karna lupa menahan diri. Sajak yang patah, jiwa layangku hampa. Salah jika cinta kusemai dalam pot kecil yang selalu kujaga kurawat hingga dia terus mekar? tujuan cinta bukan ketika dia berbalas sendu dalam rindu. Menikmati setiap baitnya aku bahagia. Dengan caramu mengatur hidup dengan tatap mata yang selalu melahirkan seutas keinginan untuk memilikimu. Lantas, dimana aku akan berdiri? saat kau pergi dan pulang bersamanya. Membayang rasa tertampar luka? Lalu, kemana akan kubawa sajak-sajak ini? Hendak mu bakar saja semua sajak, mungkin. Tapi tak semudah itu. Jatuh cinta bukan perkara mudah aku takakan pernah bermain bersamanya. Namun jika ketika matamu tetap saja tak tatapku dgn sendumu maka biarkan, biarkan aku tetap pada tempatku. Tempat yg mungkin sejak awal tak sepantasnya aku disini. Tenang, aku tak akan mengganggu nadamu, aku tidak akan merusak kebun cintamu, aku takan mencoba masuk kembali dalam hidupmu, aku janji. Tetapla hidup, jalan mu kebahagiaan ku dan apabila ini waktu untuk aku melepaskan, maka beri aku waktu untuk melupakan. Lantas tiba kala rasa itu punah. Pada akhirnya dalam doa aku hanya mampu berdoa dengan hal lebih realistis, semoga kau bahagia dgn siapapun kau bersama. Tentang aku dan perasaanku? Tak perlu kau hiraukan, biarkan itu menjadi urusanku. Selamat berbahgia, aku bukan pria egois yang harus memiliki apa yang aku mau, aku akan melihatmu dari kejauhan, lalu memberi senyuman terbaik yang aku punya.
Dari pria yang kau sebut hebat
@loalding