PARADE PERAYAAN KEHILANGAN

By Muhammad Renaldi - April 06, 2025

Hai, selamat malam, aku buka kalimat pertama pada tulisan ini dengan "pernyataan" bahwa aku kehilangan mantra indah untuk menulis, aku hanya bisa menuliskan sajak-sajak liar yang ada difikiran ini. Tidak ada lagi cerita yang bersambung atau bait-bait Romantis seperti surat cinta Raja Zeus ke Ratu Neptunus.


Mari memulai petualangan ini, kita buka Alenia pertama ini dengan kalimat, "Aku jatuh cinta dengan ketidakmungkinan kita".  Ber-ulang kali aku percaya ketidak mungkinan kita, namun ribuan kali aku percaya mungkin ada doaku yang suatu hari akan mampu meluluhkan sang Pencipta, menggetarkan langit dan merubah sebuah takdir yang salah. Aku terjebak dengan kata lama yang sayang kuakhiri. Aku terjebak dengan penderitaan cinta yang kupersilahkan datang. sebegitu berat dan mati-matianya menghapus seseorang yang selalu kubawa dalam tiap doaku, karna aku percaya dari banyaknya bahasa cinta, aku percaya bahwa doa akan selalu sampai dengan perjalan cepat atau lambat, begitu indah ketika sebuah doa dibibirku menceritakan tentang cinta yang ada didalam hatiku. Kau tahu mengapa warna langit indah selalu kutunggu Dan kupandangi? begitu lama sampai warnanya hilang kembali? Karna aku berharap, warna-warna indah dapat membuatmu tak selalu merasa gelap, dan bila di kehidupan ini, pada akhirnya kita tidak pernah sampai pada kebahagiaan yang kita nantikan, semoga sebelum semuanya benar-benar berakhir, hadirku menjadi kebahagiaan untuk dirimu, aku menukar semua kesempatanku untuk bahagia hanya untuk bersama luka sepertimu, bahkan, cinta yang begitu manispun pada akhirnya hanya menjadi abu kematian dari sebuah hati yang terlalu yakin untuk dibahagiakan. Sebenarnya yang hilang dari hidupku hanya dirimu, tetapi mengapa rasanya seperti menghabisi setengah dari diriku? Seseorang yang paling mampu menghancurkanku adalah seseorang yang aku simpan paling dalam di hatiku, Aku percaya dengan kalimat "Cintamu adalah tipuan yang selalu ingin kunikmati", kamu mematahkan perasaanku, tapi aku tetap berfikir mengenalmu adalah pilihan yang terbaik dan sesaat aku menyadari, betapa aku mencintaimu. sejujurnya saat kapal ini berlabuh kembali, aku ingin mencintaimu tanpa ada ketakutan didalamnya. Aku jatuh cinta padamu lalu aku membiarkan tahun demi tahun berganti dan aku tetap jatuh cinta padamu, bahkan saat orang menganggapmu tak berarti, aku tetap menjadikanmu seseorang yang paling berarti dalam hidupku. Kamu bagai mentari pagi dan aku bagai mentari terbenam, kita ada di langit yang sama tetapi tak bisa bersama, Aku hanya sedang menghentikan ketidakmungkinan kita untuk bersama, bukan berhenti untuk mencintaimu. Permintaan maaf yang sama-sama kita sampaikan dipenghujung pesan singkat itu bukan obat ajaib, dia hanya mampu menghapus rasa bersalah bukan rasa sakit, aku tau tidak semua pertandingan harus dirayakan dengan kemenangan, namun apakah kamu tahu? Satu-satunya jiwa yang aku ingin ajak berlari menjauhi dunia yang tidak pernah adil justru mematahkan kakiku. Aku berusaha menyelamatkan diriku dari lautan kekecewaan namun setelah ku sadar, aku baru mulai berusaha saat aku sudah sampai didasarnya, dari kalimat-kalimat patahku diatas dan seandainya dunia memberiku pilihan akan hati yang ku jatuhkan, aku tetap memilihmu berulang kali, walau dengan resiko yang sama. Karna Duniaku, melepaskanmu bersemai dengan yang lain adalah pilihan yang tak akan pernah ingin ku pilih, Entah doa ku yang mana yang mengantarkanku pada kehilanganmu (lagi), karna sesuatu yang dilepaskan secara terpaksa, sakitnya tidak pernah sederhana, dengan bodohnya aku mengharapkan akhir yang berbeda dari buku yang kubaca kesekian kalinya.


Lantas bagaimana rasanya abadi dalam karya-karya ku? 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments